gadis penjual baju hangat
alkisah, ada sebuah keluarga sederhana yang hidup bahagia. terdiri dari sepasang suami istri dengan seorang anak perempuan yang masih berumur 6 tahun. namun, saat sang suami sudah sukses dalam pekerjaannya, suami tersebut lupa akan keluarganya dan tertarik dengan wanita idaman lain, perhatian suami pun beralih ke wanita tersebut. hidup keluarga tersebut pun berubah, sering terjadi pertengkaran antara pasangan suami istri tersebut.
di suatu malam saat pasangan suami istri itu sedang bertengkar, di balik tembok, seorang anak kecil itu melihat ketakutan akan pertengkaran tersebut sambil memeluk boneka kesayangannya. suatu penglihatan yang seharusnya tidak boleh dilihat oleh anak kecil yang baru berumur 6 tahun tersebut.
ketika mereka menyadari akan keberadaan anaknya, maka sang Ibu langsung bergegas menghampiri anak tersebut sambil membawanya ke kamar anaknya. dengan air mata yang masih menetes di kedua pipinya, sang ibu menyuruh anaknya untuk tidur dan memberikan kata-kata hangat seorang ibu terhadap anaknya, serta meminta supaya dia dapat melupakan semua kejadian yang baru saja dia lihat. dengan nada polos, sang anak itu pun meminta agar ibunya tidak boleh menangis lagi. karena dia sangat menyayangi ibunya dan tentunya ayahnya.
setelah menjelang satu tahun, akhirnya suami tersebut benar-benar meninggalkan istri dan anaknya tanpa rasa peduli sama sekali. lalu sang ibu dan anaknya pergi dari rumah tersebut dan hidup seadanya dengan bermodalkan keahlian sang ibu dalam merajut baju hangat. mereka pun hidup sangat sederhana di bawah atap yang sangat kecil. sang ibu berjerih lelah mejual baju hangat buatan tangannya. setelah pulang bersekolah, anaknya pun tidak lupa membantunya dalam berjualan.
walaupun mereka hidup serba sederhana, mereka tidak pernah mengenal putus asa. di benak sang anak tersimpan hati yang membenci sang ayah. setiap kali, dia tahu sang ibu masih saja berdoa buat ayahnya, dia sangat benci dan marah terhadap ibunya. namun, ibunya dengan tetap setia menjelaskan bahwa kita tidak boleh membenci orang yang sudah jahat terhadap kita, sebesar apapun dia telah menyakiti kita, kita harus mengampuni dan tidak lupa terus berdoa untuk orang tersebut, dan biar bagaimanapun, dia adalah ayah kamu. namun tetap saja anak itu masih kecewa dan kesal terhadap ayahnya.
ketika sang anak menginjak kelas 6 SD, ada lagi hal pahit yang harus dia terima. karena sudah tiga bulan tidak dapat membayar uang sekolah dan tidak bisa membayar uang ujian, sang anak tersebut dengan sangat sedih harus menerima kenyataan bahwa dia putus sekolah.
karenanya, dia belajar dari ibunya untuk merajut baju hangat dan membantu lebih intensif lagi dalam menjual baju hangat tersebut. terlebih lagi, saat ini ibunya sering sakit-sakitan.
dia selalu berusaha semaksimal mungkin dalam menjual baju hangat. dia berjualan disana- sini, sering dihina, diusir, bahkan sering diambil uangnya oleh preman jalanan. namun, dia tidak kenal putus asa, karena dia ingin membeli obat buat ibunya yang sedang sakit.
setelah berjalan satu tahun ibunya menderita sakit, yang hanya ditangani oleh obat-obatan generik atau seadanya tanpa pergi ke dokter, maka tiba saatnya sang ibu kritis. dalam masa kritisnya, sang ibu meminta agar sang anak dapat memaafkan ayahnya. hanya satu pinta ibunya itu yang membuat mereka meneteskan air mata. sang anak hanya bisa terdiam sambil menangis tanpa ada jawaban iya atau tidak dan di saat keadaan yang menyedihkan itu, sang anak meminta agar ibunya terus bertahan karena dia akan segera pergi untuk membeli obat. ibunya memintanya agar dia tetap di sini saja tanpa perlu pergi, namun sang anak menghiraukan pinta sang ibu.
sang anak pergi ke apotik membeli obat dengan uang yang ada di tangannya. setelah sesampainya di rumah, dia tersungkur, menangis dan menjerit di samping ibunya karena melihat ibunya telah tiada. perasaan menyesal karena telah mengabaikan pesan ibunya pun berkecambuk di hatinya. benar-benar sangat sedih hatinya.
saat sehari menjelang Natal, tepat setahun sudah sepeninggalan ibunya, hidupnya masih tak tentu arah. di saat dia berjalan di sebuah taman, dia mendengar sebuah puji-pujian di sebuah gereja. mendengar itu dia hanya bisa menangis dan tersungkur. dia teringat akan permohonan ibunya yang meminta untuk memaafkan ayahnya. dan dia selalu teringat akan doa sang ibunya, di mana namanya selalu terdengar di doa sang ibu. sang anak pun menangis dan minta ampun serta mau membuka hati untuk memaafkan ayahnya. saat malam Natal tiba sang anak kembali menjual baju hangat di sekitar gereja. saat itu sedang musim dingin. karena dia melihat di sakunya tidak ada uang dan dia sudah merasa sangat kelaparan serta kedinginan, maka dia hanya bisa memakai baju hangatnya dan merengkuk. setelah beberapa jam dia berusaha untuk bertahan, akhirnya dia tidak sanggup lagi, dan dirinya tergeletak tak bernyawa.
saat ibadah malam Natal tersebut selesai, tiba-tiba datang sesosok pria menghampiri tubuh sang anak yang tergeletak itu, dengan perasaan menyesal, bersalah, dan menangis, serta berteriak dengan penuh permohonan maaf. dan dia adalah sang ayah anak tersebut. dia menyadari akan kesalahannya dan memohon ampun pada Tuhan.
demikian sepenggal cerita yang saya buat. maaf apabila ada kesamaan cerita, tempat, tokoh, karakter, dan sebagainya. karena cerita ini juga terinspirasi dari drama-drama yang sudah ada yang pernah saya saksikan, saya hanya sekedar ingin membagikan saja ke teman-teman yang lain.
hayoo, apakah makna yang bisa kalian ambil???
0 komentar:
Posting Komentar